MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA DIKALANGAN SISWA



MENUMBUH KEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA SISWA
DI SMPN 1 CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT


A. Pengertian Membaca

           Membaca adalah kegiatan yang sangat mudah untuk melakukannya namun sulit untuk membiasakannya. Kebiasaan membaca belum membudaya pada masyarakat, khususnya dikalangan pelajar. Kegemaran membaca bukanlah faktor keturunan. Kegemaran/kebiasaan membaca dapat diperoleh melalui pembasaan dan latihan yang kontinyu. Para pelajar belum  merasakan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan. Mereka masih merasakan membaca sebagai suatu kewajiban.
           Minat baca adalah keinginan yang kuat, yang disertai dengan usaha seseorang untuk membaca .Orang yang mempuyai minat baca tinggi akan menjadikan membaca sebagai kebiasaan  kebutuhan. (dirjen Dikdasmen : 1996 )
Rendahnya minat baca pada siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni , faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya : kurangnya keinginan dalam diri siswa yang tidak suka membaca sedangkan faktor eksternal adalah terbatasnya jumlah dan keberagaman  jumlah dan jenis buku yang ada.Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah hendaknya kreatif dan berinisiatif untuk memperkaya khazanah dan buku buku yang menarik dan bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa dalam membudayakan gemar membaca. Tak kalah pentingnya guru sendiri harus menjadi contoh. Dengan kata lain, siswa tidak hanya mendengar anjuran dan perintah dari guru agar selalu membaca.Tetapi siswa sendiri melihat dan yakin bahwa guru mereka memang gemar membaca, tidak hanya sekedar gemar menyuruh membaca.


 Gambar oleh : http://www.gbi-bethel.org

           Membaca adalah pondasi dasar kemampuan seorang siswa. Siswa yang kemampuan membacanya minim akan berdampak pada hasil  belajarnya. Disamping itu kemampuan membaca juga berkaitan erat dengan kemampuan menulis. Semakin banyak siswa membaca, semakin luas pengetahuan dan banyak pengetahuan/informasi yang mereka peroleh, berarti semakin banyak pula gagasan yang dapat mereka tulis. Pada dasarnya orang akan menuliskan apa yang mereka ketahui. Firmanawati : 2004, mengatakan membaca berarti adanya aktifitas mengangkat simbol-simbol berupa serangkaian huruf atau gambar. Membaca juga berarti adanya proses mengaitkan suatu benda dengan lambing atau symbol yg dinyatakan dengan huruf2. Membaca dapat diterapkan secara sambil bermain. Jean Marzollo dan Jeanice Liiyd dalam Leraning Through Play mengatakan mengajarkan membaca dengan pendekatan bermain adalah metode yang paling efektif.

B. Cara Penyampaian Membaca

Berdasarkan cara penyampaiannya, membaca terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Secara sekuensial
2. Secara simultran
3. Secara elektik
                                                                                           
Metode Sekuensial antara lain :
a. Fronik                    : Memperkenalkan bunyi huruf yang disusun menjadi kata.
b. Mengeja                : Memperkenalkan abjad satu persatu kemudian melafalkan
                                     bunyinya.
c. Suku kata               : Memperkenalkan penggalan suku kata, kemudian dirangkai
                                     menjadi kata.

C. Kiat menumbuhkembangkan minat baca.

1.  Menciptakan suasana yang menyenangkan
2.  Menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak
3.  Menjadi contoh, tidak hanya member contoh.
4.  Menghargai kemampuan membaca anak dengan tidak membanding-bandingkan
     Kemampuan anak yang satu dengan yang lain.
5.  Menyelingi kegiatan membaca dengan kegiatan lain, misalnya dengan kegiatan
     Bercerita dan menggambar.
6.  Melakukan kegiatan membaca secara rutin.
7.  Memberi anak hadiah dengan buku.
8.  Mengajak anak-anak jalan-jalan ke took buku/perpustakaan
9.  Mendampingi anak ketika mereka membaca.
10.Memberikan solusi ketika anak mengalami kesulitan dalam memahami bacaan

           Meningkatkan minat baca di lingkungan sekolah, dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru mata pelajaran, maupun petugas perpustakaan. Yang dapat dilakukan oleh Kepala sekolah yaitu :
1. Meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah baik dari segi sarana maupun prasarana, dalam hal ini menambah koleksi buku baik jumlah maupun ragam buku judul buku, serta menciptakan suasana perpustakaan yang mendukung.
2. Mewajibkan guru untuk memanfaatkan perpustakaan menjadi bagian dari PBM.
3. Menetapkan jam wajib kunjung perpustakaan setiap kelas
4. Mengikutsertakan sekolah dalam kegiatan/lomba yang berhubungan dengan minat baca.
5. Berlangganan majalah/surat kabar.
Pengawas juga harus ikut andil dengan cara :
1. memotivasi sekolah/kepala sekolah dan guru untuk membudayakan kebiasaan  membaca.
2. Memantau pendayagunaan perpustakaan sekolah.
3. Memberi contoh/melatih guru mengelola PBM dengan memanfaatkan perpustakaan.
Guru dapat memotivasi melalui cara :
1. Mewajibkan siswa membaca buku, baik itu buku ilmu pengetahuan popular maupun sastra.
2. Mengadakan lomba bercerita berdasarkan buku yang dibaca di perpustakaan.
3. Mengadakan bimbingan cara membaca buku
4. Mewajibkan perpustakaan sbg bagian dari proses belajar mengajar dengan sesekali mengajaknsiswa belajar di perpustakaan.
5. Mengajak dan menugaskan siswa membuat majalah dinding kelas dan madding sekolah secara kontinu. 
    Saat ini di SMPN 1 Cikampek sudah melaksanakan kegiatan membaca senyap 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, setelah membaca beberapa kali siswa diminta untuk membuat resensi dari buku yang telah dibacanya dan mempresentasikannya didepan teman-temannya. Inilah salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh SMPN 1 Cikampek dalam mengembangkan budaya literasi di sekolah, sehingga diharapkan para siswa suka membaca yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan.