IBUKU PERMATA HATIKU

 




Jika masih ada, hari ini ibuku berulang tahun yang ke-91. Meski saat ini beliau tidak berada di sampingku, namun hati ini masih terpaut untuk terus mengenangmu.  Masih jelas dalam ingatanku ketika diriku masih kecil, ibu dengan setia merawat kami anak-anaknya yang  berjumlah 7 orang. Beliau adalah seorang ibu rumahtangga yang sederhana tapi mampu membesarkan kami dengan kesederhanaannya.

Jika ingat kisah-kisah yang pernah terpatri dalam memori ini, sungguh besar pengorbanan seorang ibu. Beliau selalu membagi dengan adil jika ada kiriman besek dari tetangga yang sedang kenduri. Meski hanya sedikit yang kami dapat dari pembagian itu, tapi kami tak pernah rebutan. Semua sudah sesuai dengan porsinya masing-masing. Sedangkan ibu, meski tak pernah kebagian tapi senyuman selalu tersungging di wajahnya.

Apabila Natal tiba, kami anak perempuan yang berjumlah 4 orang segera dibuatkannya baju dengan motif kain yang sama dengan model serupa. Kami senang memakainya karena seperti baju kembaran. Padahal maksud ibu hanyalah untuk menghemat biaya agar tidak membeli baju yang sudah jadi di toko yang harganya tentu lebih mahal.

Banyak peristiwa yang berkesan bersama ibu, baik ketika masih kecil maupun sudah beranjak dewasa. Setiap lembaran hidup bersamanya selalu teringat ketika tiba pada tanggal 26 November yang merupakan tanggal kelahirannya.

Kini beliau sudah tenang di sisi-Nya. Tuhan sudah memanggilnya pada tahun 2003. Tugas kami sebagai anak-anaknya tinggal melanjutkan hidup ini dengan hasil didikan yang sekarang bisa kami rasakan. Hidup rukun satu sama lain itu adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Inilah buah dari kesabaran seorang ibu yang sederhana mendidik kami dengan penuh kasih sayang. Meski kadang ibu juga marah jika kami melakukan hal yang tak sesuai.

Terima kasih ibu sudah membimbing dan mendidik kami dengan cinta kasih yang tulus ikhlas. Maafkan kami anak-anakmu, jika dulu selalu menyusahkan hati ibu dengan kenakalan masa kanak-kanak yang kadang membuatmu kesal. Ibu adalah permata di hati kami, meski kini telah tiada.