TERASA ADA DAMAI DI HATI
“Ayo bu, sekarang giliran ibu” kata Bu Rini setelah
aku antri cukup lama.
“Waduhhh gimana
ya takut nihh” kataku menimpali.
“Gak usak takut
bu, dia baik kok gak bakalan gigit,” Bu Rini terus membujukku.
Akhirnya dengan penuh rasa was-was dan takut tingkat
dewa, aku mau menggendong seekor
binatang yang sama sekali belum pernah aku lihat secara langsung dengan mata
kepalaku sendiri. Dia adalah koala, binatang khas Australia.
Bagaimana rasanya ? Ternyata koala binatang yang baik, ia nyaman berada di gendonganku. Serasa menggendong bayi berumur sembilan bulan he….he….he…. Yang pasti, setelah menggendongnya ada rasa damai di hati karena tidak merasa was-was lagi.
Mengapa
aku bisa sampai menggendong koala yang merupakan binatang khas Australia itu ?
Dan untuk apa aku berada jauh di negeri orang, terpisah ribuan kilometer dari
keluargaku ? Semua itu terjadi, karena
aku adalah salah seorang peserta yang lolos serangkaian tes yang tidak mudah.
Mulai dari tes akademik, psikotes, wawancara dan sebagainya. Ratusan guru SD dan SMP se-Jawa Barat
bertarung untuk mendapatkan tiket ke Australia.
Ini adalah program yang merupakan kerjasama Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat dengan South Australian
Departement for Education and Child
Development, Learning Potential dan Pengembangan Potensi Indonesia. Program
yang sangat bagus ini bernama West Java
Teachers Adelaide Programme (WJTAP) .
Tujuannya dalam rangka membangun capacity
building dan Continuing Professional
Development dalam meningkatkan pengetahuan tentang metode pembelajaran dan
profesionalisme guru.
Selama tiga minggu
para guru Jawa Barat yang terbagi dalam beberapa grup berangkat untuk menimba
ilmu pengetahuan dan budaya di Adelaide South Australia . Di sini suasananya
aman, tenteram dan damai. Tak banyak kendaraan yang lalu lalang, bahkan sepeda
motor tak pernah kulihat berseliweran di jalan.
Banyak pengalaman
berharga yang kudapat selama berada di sana. Manis, pahit, senang, sedih,
tertawa, menangis semua menjadi satu. Namun, satu hal yang tidak pernah kulupakan, tidak
pernah kusangka dan tidak pernah kubermimpi sedikitpun yaitu ketika menggendong
koala.
Agenda menggendong
koala merupakan salah satu acara yang harus diikuti oleh para peserta. Hal ini
dimaksudkan agar kami bisa melihat dan mengenal
lebih dekat salah satu binatang yang menjadi ikon negara Australia.
Ternyata koala ini binatang yang lucu dan
menggemaskan. Sepanjang hidupnya koala akan lebih sering terlihat tidur
daripada melakukan aktivitas lain. Hewan ini setiap harinya akan tertidur
selama 18 hingga 24 jam dan sisa
waktunya akan mereka gunakan untuk makan.
Daun eucalyptus
merupakan sumber makanan dan minuman bagi mereka. Koala bahkan bisa menyimpan
cadangan makanannya di dalam kantung pipinya. Hal inilah yang membuat koala
menjadi binatang mamalia yang gemuk dan menggemaskan. Koala juga merupakan
hewan yang dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang.
Pemerintah
Australia sangat keras menerapkan peraturan dan melarang warganya baik secara
kelompok maupun individu memelihara hewan yang dilindungi untuk kepentingan
pribadi. Apabila ada yang melanggar, maka tidak tanggung-tanggung sanksi yang
dijatuhkan cukup berat. Untuk itu setiap warga menyadari keberadaan hewan
langka ini dilindungi dan menjadi salah
satu kebanggaan orang Australia. Tak ada istilah uang damai untuk seekor koala.
Pengalaman yang
tak terlupakan dan mungkin tak kan terulang seumur hidupku bisa merasakan
sensasi menggendong koala. Aku tidak pernah menyangka dan membayangkan
sebelumnya. Ini semua adalah bukti kerja kerasku dalam mengabdi untuk anak
bangsa. Semua ini tak akan kuperoleh jika aku hanya menjadi guru biasa saja dan
berleha-leha. Aku berusaha dengan kerja keras untuk menjadi seorang guru yang
menginspirasi dan kreatif serta penuh dedikasi tiada henti. Inilah buah manis
yang aku rasakan, bisa mengunjungi negeri indah tanpa keluar rupiah. Bahkan
diberinya aku dollar Australia sebagai bekal hidup untuk merasakan bagaimana
tinggal jauh berada di negeri orang. Jauh dari keluarga dan harus menikmati
gegar budaya yang aku alami.
Namun, seindah-indahnya
tinggal di negeri orang, lebih indah berada
di tanah airku Indonesia nan indah permai. Hidup aman damai dan sentosa.