RAHASIA SUKSES MENULIS UNTUK PEMULA

 


Hari ini, Rabu 6 Januari 2021 merupakan pertemuan kedua kuliah online menulis PGRI bareng Om Jay melalui grup WA. Moderator yang memimpin jalannya pelatihan ini adalah Bapak Sucipto Ardi atau yang lebih akrab disapa Pak Cip. Sedangkan yang bertindak sebagai narasumber adalah Ibu Rita Wati, S.Kom. Beliau adalah alumni kelas Belajar Menulis bareng Om Jay gelombang 10.

Sebelum memulai acara, moderator menyampaikan susunan acara yang dimulai pukul 19.00-21.00 WIB. Acara diawali dengan pembukaan dan doa, paparan dari narasumber dan tanya jawab. Adapun tema yang diusung oleh narasumber pada malam ini adalah Trik Jitu Menulis untuk Pemula.

Ibu Rita Wati, S.Kom sekarang ini berdomisili di Bali. Beliau lahir dan dibesarkan di  Tanjung Pinang kepulauan Riau. Sejak kecil memiliki hobi membaca khususnya buku-buku cerita. Saat ini beliau memiliki berbagai kegiatan yakni sebagai guru, operator, penulis, kurator serta blogger. Motto hidupnya  Setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan Belajar sepanjang hayat.

Pernah menulis dan menerbitkan beberapa buku solo dan antologi serta prestasi banyak diraihnya, salah satu diantaranya adalah sebagai peserta yang masuk 8 besar Lomba Menulis di blog tingkat nasional dalam rangka HUT RI yang ke-75 tahun 2020. Itulah profil narasumber malam ini.

            Ibu Rita mengawali kelas pada mala mini dengan membagikan tulisan beliau yang tertuang dalam blog pribadinya dan blog Kompasiana. Ada 3 tulisan yang dibagikan dengan judul 4 Cara Mendapatkan Reward, Uang Jajan Tiara dan Cara Memilih Judul Dan Tema Agar Tulisan Kita Layak Terbit.

Selanjutnya beliau ingin membagikan pengalamannya tentang perjalanannya menjadi Penulis hingga ditawari menjadi Kurator dan diundang sebagai Narasumber malam ini. Beliau menceritakan awal mula tertarik pada dunia menulis pada tahun 2001 ketika masih menjadi seorang mahasiswa. Beliau merasa tertarik karena berteman dengan seorang Penulis yang telah menerbitkan buku. Akhirnya beliau mencoba menulis apa adanya sesuai yang ada di pikirannya, hingga akhirnya mampu membuat cerpen sesuai versinya. Sampai suatu hari beliau mempunyai keinginan untuk membuat novel dan telah menulisnya hingga 80 halaman ukuran A4. Namun, beliau masih punya rasa tidak percaya diri hingga hal itu mengalahkan cita-citanya. Hal ini berujung pada rasa malu yang pada akhirnya tulisan tersebut tak pernah dibaca orang lain dan teronggok sebagai Hidden Folder di laptop. Dan yang paling ekstrim ketika beliau melabel dirinya sendiri dengan tulisan “KAMU TIDAK BAKAT MENJADI PENULIS”

Akhirnya beliau merenung tentang ketidaktahuannya tentang menulis. Banyak muncul pertanyaan dalam benaknya, mau menulis apa dan bagaimana cara memulainya. Hingga keinginan tersebut hanyalah keinginan yang terpendam tanpa bisa dieksekusi olehnya, padahal sudah ada beberapa tulisan yang sudah dihasilkan olehnya.

Kesempatan ikut pelatihan menulis datang seiring dengan adanya masa pandemi. Beliau mencoba mengikuti kelas menulis PGRI bareng Om Jay gelombang 10, tapi saat itu belum ada rasa tertarik untuk mengikutinya dengan serius. Akhirnya kesadaran itu datang ketika berlangsung pertemuan ke-6. Beliau mulai berpikir bagaimana caranya menulis resume sebagai tugas dalam pelatihan tersebut dengan baik. Soalnya ketika berlangsung pertemua 1-5 mengerjakan tugas membuat resume hanya sekadarnya saja sebagai pengugur kewajiban sebagai peserta pelatihan.

Semangatnya mulai timbul manakala menulis resume dengan menggunakan bahasanya sendiri atau tidak copy paste dan diapresiasi oleh Om Jay. Sejak saat itu api semangat menulis kian menyala dalam diri Ibu Rita Wati yang mampu menyelesaikan resume sebanyak 30 tulisan. Beliau juga diajak oleh Bu Kanjeng untuk menjadi Kurator yang saat ini sedang mengerjakan antologi Pesona Nusantara. Hingga saat ini beliau sudah menghasilkan 3 buku solo, 1 buku duet dengan penerbit Mayor dan 7 buku antologi. Selain itu, beliau juga aktif mengisi materi di channel Youtubenya.

Sekarang beliau ingin membagikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis untuk Pemula, antara lain :

1.      Tentukan motivasi

Ketika menulis, sudah seharusnya kita mengetahui tujuan untuk apa menulis. Apakah hanya untuk sekedar belajar, menyalurkan hobi atau karena terpaksa karena akan naik pangkat atau bahkan ingin mendapatkan uang.

 

2.      Tentukan isi tulisan

Setelah mengetahui tujuannya, maka selanjutnya adalah tinggal menulis apa yang ada dalam pikiran. Bisa tentang lingkungan sekitar, tentang siswa di sekolah, binatang kesayangan atau hal-hal lain yang disenangi/dikuasai

3.      Mulai menulis

Tuangkan semua ide yang ada dalam pikiran, tidak usah langsung mengedit. Tunda dulu beberapa saat/endapkan. Setelah itu baca Kembali dan tuntaskan semua ide dalam pikiran hingga selesai. Lalu lakukan swasunting atau edit baik dari segi isi atau ejaannya.

4.      Berlatih menulis setiap hari

Menulis adalah suatu keterampilan. Untuk itu harus dilatih setiap hari agar tulisan menjadi tajam. Bisa dimulai dari 100 kata kemudian meningkat 150 kata, naik lagi hingga akhirnya mampu menulis 1000 kata perhari. Menulis setiap hari apalagi mood atau perasaan sedang enak, maka ide akan mengalir dengan lancar.

5.      Buat peta konsep

Setelah kebiasaan menulis terbangun, maka tentu ada keinginan dari penulis agar tulisannya itu dibukukan. Jika tulisan ingin dibuat menjadi buku, maka harus menggunakan peta konsep agar terarah.

6.      Menulis buku antologi

Untuk melatih rasa percaya diri, maka bergabunglah dengan teman-teman untuk membuat buku secara bersama atau antologi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tulisan dan menjalin relasi pertemanan yang pada akhirnya tak ada lagi rasa minder. Percaya diri semakin bangkit yang pada ujungnya akan berimbas pada terbitnya buku solo.

Itulah 6 trik jitu agar proses menulis yang dilakukan oleh para Penulis pemula dapat berjalan dengan lancar. Selain itu agar tulisan yang dihasilkan menjadi berkualitas dan enak dibaca, para penulis harus memperhatikan juga unsur kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta harus menghindari hal-hal sebagai berikut :

1.      Penggunaan huruf besar/kecil yang tidak tepat

a.       Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat, contoh :

Saya sedang membaca.

Hari ini saya sedang belajar di kelas menulis

b.      Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan misalnya : Rita Wati, Raden Ajeng Kartini, Pangeran Diponegoro.

c.       Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung, contohnya :

“Ayo ! kita pulang Bu,” rengek Joni pada ibunya

“mereka berhasil meraih medali emas, “ katanya

d.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas seperti di, ke , dari, dan, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh : Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.

2.      Paragraf panjang-panjang

Kita harus bisa membedakan tulisan yang ada di media sosial (blog) dengan penulisan di buku. Jika penulisan di blog atau WA, kita sudah cukup menulis 2 atau 3 kalimat lalu membuat paragraph baru. Hal ini dikarenakan di media sosial, orang hanya punya waktu 3 menit untk memutuskan apakah mereka akan melanjutkan membacanya atau tidak. Jadi kita sudah salah di awal dengan membuat paragraf yang panjang-panjang, pasti orang lain yang berminat membaca tulisan kita menjadi sedikit.

3.      Penggunaan tanda baca (titik, koma, tanda petik dll ) yang kurang tepat

4.      Penggunaan kata baku yang kurang tepat

Sering ditemukan kesalahan penggunaan kata baku seperti (fikir, sholat, paragrap) yang seharusnya (pikir, salat, paragraf) Untuk mengecek kata baku bisa diinstall di aplikasi KBBI V di HP

5.      Penggunaan kata yang tidak efektif

Pemilihan kata harus tepat dan efektif karena ini akan mempengaruhi sebuah tulisan misalnya : Dia mau akan datang pada sore ini.

Seharusnya pilih salah satu saja mau atau akan.

6.      Penggunaan istilah asing yang sering keliru

7.      Penggunaan kata depan dengan kata sambung yang kurang tepat, misalnya kata depan di, ke yang sering keliru.

 

 

Untuk mengetahui penulisan kata di itu digabung atau dirangkai jika :

1.      Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan

2.      Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif

Sedangkan jika dipisah kalau :

1.      Kata di- menunjukkan fungsi sebagai kata depan.

2.      Kata di-diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif.

Itulah materi yang dipaparkan oleh Narasumber . Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para peserta diantaranya :

1.      Apa itu peta konsep dan bagaimana cara membuatnya ?

2.      Bagaimana cara menulis fiksi agar tidak kehabisan ide di tengah jalan ?

3.      Bagaimana cara meminimalisir penggunaan kalimat yang tidak efektif pada sebuah tulisan ?

4.      Bagaimana cara meningkatkan mood dalam menulis ?

5.      Bagaimana cara menulis antologi yang baik ?

6.      Apa motivasi Ibu Rita menjadi Penulis ?

7.      Bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis ?

8.      Bagaimana cara mulai menulis hingga menarik minat pembaca ?

Semua pertanyaan dijawab oleh Narasumber dengan jelas. Sebelum mengakhiri pertemuan malam ini, beliau memberikan kalimat motivasi yang berbunyi

“Nothing is impossible in this world”