SAYUR LODEH IBU

 

Tantangan Kamis menulis kali ini sungguh membuat hati saya bersedih. Betapa tidak, melalui gambar atau foto yang disajikan saya jadi teringat almarhumah ibu saya. Beliau berpulang pada tanggal 26 Februari 2003 atau 18 tahun yang lalu. Namun, rasanya baru kemarin Ibu meninggalkan kami anak-anaknya .



Waktu itu saya masih remaja. Saya selalu protes jika ibu masak sayur jenis ini. Ibu selalu memasak sayuran seperti ini untuk dijadikan sayur lodeh. Ibu memasaknya dengan menggunakan panci yang besar dengan kuah air yang banyak agar cukup untuk anaknya yang berjumlah 7 orang.

Ibu mengeluarkan belanjaannya dari pasar lalu mengiris potongan jagung muda, kacang panjang dan terong lalu dicucinya dengan bersih. Agar jenis sayurannya agak banyak, biasanya ibu menambahkan labu, buah tangkil dan daunnya. Untuk bumbu, biasanya ibu menyiapkan 2 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 5 buah cabe merah dan 3 buah kemiri. Agar aromanya wangi, ibu selalu menambahkan lengkuas yang digeprek dan daun salam. Semua bumbu itu dihaluskan kemudian ditumis.

Saya selalu memperhatikan cara memasaknya. Pertama, Ibu menjerang air di panci lalu setelah mendidih, ia masukkan jagung dan buah tangkil lalu rebus agak lama. Setelah itu labu siam, terong dan daun tangkil dimasukkannya beserta bumbu yang sudah ditumis. Setelah agak layu, ibu menuangkan santan lalu menambahkan gula merah dan sedikit penyedap rasa. Tak lama kemudian, sayur lodeh siap dihidangkan. Namun, sayang waktu itu saya sangat tidak suka makan sayur lodeh. Padahal rasanya enak sekali.

Selain memasak sayur lodeh sebagai teman nasi, ibu juga selalu membuat telur dadar sebagai lauknya. Hidangan yang menurut ibu murah meriah itu selalu dibuatnya dengan penuh cinta. Ibu memecahkan dua butir telur di mangkuk lalu dikocok. Kemudian ia menuangkan irisan bawang merah, bawang putih, bawang daun dan cabai merah. Tak lupa ia menaburkan merica bubuk dan penyedap rasa, menambah nikmatnya rasa telur dadar yang dibuatnya.

Sekarang saya baru sadar, ternyata sayur lodeh buatan ibu rasanya pasti lebih enak dibanding masakan yang saya buat sekarang. Apalagi ditambah sambal lalap timun dan ikan asin jambal serta nasi panas. Hingga tak terasa nasi yang ada di bakul sudah hampir habis karena saya menyendoknya sampai berkali-kali, sambil membayangkan sayur lodeh buatan ibu.