LIKA-LIKU PERJALANAN SANG PENGAJAR PRAKTIK (3)
LIKA-LIKU PERJALANAN SANG PENGAJAR
PRAKTIK
(3)
Usai melaksanakan tes
simulasi mengajar, kini tinggal satu lagi tantangan yang harus kuselesaikan
yakni tes wawancara. Jadwal sudah tertera di SIMPKB. Aku tinggal menunggu waktu
saja. Tak lama menunggu giliranku untuk tes wawancara akhirnya datang juga.
Tanggal dan hari serta jam pelaksanaan sudah tertera semua pada laman itu. Aku
kebagian jadwal sore hari menjelang maghrib.
Kusiapkan diriku sebaik
mungkin. Berpakaian rapi dan berdandan sederhana agar wajahku terlihat segar.
Tak lupa aku mengatur posisi ruangan agar latar belakang rumahku tidak terlihat
berantakan. Posisi kursi untuk dudukpun kubuat senyaman mungkin agar aku rileks
saat duduk atau jika hendak bersandar sejenak.
Awalnya aku juga merasa
was-was jika nanti terjadi gangguan teknis misalnya listrik mati atau jaringan
internet lemah. Aku melaksanakan tes wawancara ini di rumahku karena jika di
sekolah tentu sudah tidak ada orang karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00
WIB sedangkan jadwalku pukul 17.00 WIB. Namun, aku sudah bersiap di depan
laptop satu jam sebelumnya dan sekaligus hendak memeriksa kondisinya. Setelah
semua dalam keadaan baik, mulailah aku membuka laptop dan berselancar menuju
SIMPKB. Segera kucari tautan atau link GoogleMeet yang nanti akan aku
pakai sebagai lokasi wawancara secara daring.
Benar saja, tak lama
kemudian ada dua Assessor menyapaku. Mereka menanyakan kesiapanku dan
lagi-lagi aku diminta untuk memperlihatkan identitasku berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP). Setelah itu mereka menanyakan kesiapanku untuk diwawancara.
“Apakah ibu sudah siap untuk
menjawab beberapa pertanyaan ?” tanyanya. “Saya sudah sangat siap !” jawabku dengan
penuh semangat. Secara bergantian mereka mengajukan beberapa pertanyaan yang
bersumber dari jawabanku ketika mengisi essay. Awalnya aku sangat gugup
dalam menjawab setiap pertanyaan. Namun, aku sadar bahwa aku harus menunjukkan
sikap penuh percaya diri. Aku menjawab dengan tegas tanpa ragu dari setiap
pertanyaan yang diajukan. Tak lupa kutatap kamera laptop yang mengarah pada Assessor,
sehingga terjadi eye contact.
Tak terasa waktu terus
berjalan. Pertanyaan demi pertanyaan mampu kujawab dengan baik karena memang
aku menjawab apa adanya sesuai dengan kondisi dan keadaanku. Aku hanya bisa
pasrah pada Yang Maha Kuasa apapun itu hasilnya. Aku hanya bisa berdoa dan
memohon agar diberikan yang terbaik buat diriku. Perkara lulus atau tidaknya
itu hal biasa karena yang penting aku sudah mengerjakannya dengan sepenuh hati
dan sebulat tekad.
Sesi wawancara berakhir
hampir mendekati adzan maghrib. Segera para Assessor mengakhiri
wawancara dengan mengucapkan selamat karena aku telah mampu melewati sesi ini
dengan baik. Aku sangat bersyukur bahwa tidak ada gangguan yang sebelumnya
sempat menghantuiku. Listrik lancar dan jaringan internetpun sangat bersahabat
sehingga aku tidak mengalami kendala teknis selama berlangsung waktu wawancara.
Segera kutarik napas panjang sebagai rasa syukurku pada Yang Maha Kuasa karena
telah menyertaiku sepanjang sesi wawancara yang sungguh membuatku tak bisa tidur
semalaman.
Akhirnya aku merasa
lega dan berteriak sebagai pelampiasan dari beban yang terasa berat
menghimpitku. Kini aku merasa bebas dan lepas untuk sementara waktu. Aku masih
harus menunggu dengan sabar dan harap-harap cemas akan datangnya pengumuman
kelulusan tahap kedua ini. Semoga Tuhan mengabulkan permohonanku agar aku lulus
dalam tahap ini. Segera kututup laptopku. Aku hanya bisa berharap adanya hasil
terbaik yang aku dapatkan dari serangkaian proses seleksi Calon Pengajar
Praktik pada Program Guru Penggerak Angkatan 3 Kabupaten Karawang.
Bagaimana kisahku
selanjutnya ? Apakah aku berhasil lolos seleksi tahap kedua ini ? Nantikan
kelanjutannya esok hari.