MENUMBUHKAN BUDAYA MEMBACA DIKALANGAN SISWA
3 minute read
MENUMBUH KEMBANGKAN
BUDAYA MEMBACA SISWA
DI SMPN 1 CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT
A. Pengertian Membaca
Membaca
adalah kegiatan yang sangat mudah untuk melakukannya namun sulit untuk
membiasakannya. Kebiasaan membaca belum membudaya pada masyarakat, khususnya
dikalangan pelajar. Kegemaran membaca bukanlah faktor keturunan.
Kegemaran/kebiasaan membaca dapat diperoleh melalui pembasaan dan latihan yang
kontinyu. Para pelajar belum merasakan
kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan. Mereka masih merasakan membaca
sebagai suatu kewajiban.
Minat
baca adalah keinginan yang kuat, yang disertai dengan usaha seseorang untuk
membaca .Orang yang mempuyai minat baca tinggi akan menjadikan membaca sebagai
kebiasaan kebutuhan. (dirjen Dikdasmen :
1996 )
Rendahnya minat baca pada siswa
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni , faktor internal dan eksternal.
Faktor internal diantaranya : kurangnya keinginan dalam diri siswa yang tidak
suka membaca sedangkan faktor eksternal adalah terbatasnya jumlah dan
keberagaman jumlah dan jenis buku yang
ada.Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah hendaknya kreatif dan berinisiatif
untuk memperkaya khazanah dan buku buku yang menarik dan bermanfaat untuk
meningkatkan minat siswa dalam membudayakan gemar membaca. Tak kalah pentingnya
guru sendiri harus menjadi contoh. Dengan kata lain, siswa tidak hanya
mendengar anjuran dan perintah dari guru agar selalu membaca.Tetapi siswa
sendiri melihat dan yakin bahwa guru mereka memang gemar membaca, tidak hanya
sekedar gemar menyuruh membaca.
Gambar oleh : http://www.gbi-bethel.org
Membaca
adalah pondasi dasar kemampuan seorang siswa. Siswa yang kemampuan membacanya
minim akan berdampak pada hasil
belajarnya. Disamping itu kemampuan membaca juga berkaitan erat dengan
kemampuan menulis. Semakin banyak siswa membaca, semakin luas pengetahuan dan
banyak pengetahuan/informasi yang mereka peroleh, berarti semakin banyak pula
gagasan yang dapat mereka tulis. Pada dasarnya orang akan menuliskan apa yang
mereka ketahui. Firmanawati : 2004, mengatakan membaca berarti adanya aktifitas
mengangkat simbol-simbol berupa serangkaian huruf atau gambar. Membaca juga
berarti adanya proses mengaitkan suatu benda dengan lambing atau symbol yg
dinyatakan dengan huruf2. Membaca dapat diterapkan secara sambil bermain. Jean
Marzollo dan Jeanice Liiyd dalam Leraning Through Play mengatakan mengajarkan
membaca dengan pendekatan bermain adalah metode yang paling efektif.
B. Cara Penyampaian Membaca
Berdasarkan cara penyampaiannya,
membaca terbagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Secara sekuensial
2. Secara simultran
3. Secara elektik
Metode Sekuensial antara lain :
a. Fronik : Memperkenalkan bunyi huruf yang disusun
menjadi kata.
b. Mengeja : Memperkenalkan abjad satu
persatu kemudian melafalkan
bunyinya.
c. Suku kata : Memperkenalkan penggalan suku
kata, kemudian dirangkai
menjadi kata.
C. Kiat menumbuhkembangkan minat
baca.
1. Menciptakan suasana yang menyenangkan
2. Menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan
usia dan kebutuhan anak
3. Menjadi contoh, tidak hanya member contoh.
4. Menghargai kemampuan membaca anak dengan tidak
membanding-bandingkan
Kemampuan anak yang satu dengan yang lain.
5. Menyelingi kegiatan membaca dengan kegiatan
lain, misalnya dengan kegiatan
Bercerita dan menggambar.
6. Melakukan kegiatan membaca secara rutin.
7. Memberi anak hadiah dengan buku.
8. Mengajak anak-anak jalan-jalan ke took
buku/perpustakaan
9. Mendampingi anak ketika mereka membaca.
10.Memberikan solusi ketika anak
mengalami kesulitan dalam memahami bacaan
Meningkatkan
minat baca di lingkungan sekolah, dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru
mata pelajaran, maupun petugas perpustakaan. Yang dapat dilakukan oleh Kepala
sekolah yaitu :
1. Meningkatkan kualitas
perpustakaan sekolah baik dari segi sarana maupun prasarana, dalam hal ini
menambah koleksi buku baik jumlah maupun ragam buku judul buku, serta
menciptakan suasana perpustakaan yang mendukung.
2. Mewajibkan guru untuk
memanfaatkan perpustakaan menjadi bagian dari PBM.
3. Menetapkan jam wajib kunjung
perpustakaan setiap kelas
4. Mengikutsertakan sekolah
dalam kegiatan/lomba yang berhubungan dengan minat baca.
5. Berlangganan majalah/surat
kabar.
Pengawas juga harus ikut andil
dengan cara :
1. memotivasi sekolah/kepala
sekolah dan guru untuk membudayakan kebiasaan
membaca.
2. Memantau pendayagunaan
perpustakaan sekolah.
3. Memberi contoh/melatih guru
mengelola PBM dengan memanfaatkan perpustakaan.
Guru dapat memotivasi melalui
cara :
1. Mewajibkan siswa membaca
buku, baik itu buku ilmu pengetahuan popular maupun sastra.
2. Mengadakan lomba bercerita
berdasarkan buku yang dibaca di perpustakaan.
3. Mengadakan bimbingan cara
membaca buku
4. Mewajibkan perpustakaan sbg
bagian dari proses belajar mengajar dengan sesekali mengajaknsiswa belajar di
perpustakaan.
5. Mengajak dan menugaskan siswa
membuat majalah dinding kelas dan madding sekolah secara kontinu.
Saat ini di SMPN 1 Cikampek sudah melaksanakan kegiatan membaca senyap 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, setelah membaca beberapa kali siswa diminta untuk membuat resensi dari buku yang telah dibacanya dan mempresentasikannya didepan teman-temannya. Inilah salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh SMPN 1 Cikampek dalam mengembangkan budaya literasi di sekolah, sehingga diharapkan para siswa suka membaca yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan.