NGOBROL BARENG MRS.MIN ( Tips agar artikel tembus media massa)
Mrs. Min adalah
seorang guru Bahasa Inggris yang sudah mengabdi cukup lama di sebuah SMP. Rasa ingin
tahunya terhadap hal baru cukup besar. Untuk itu ia selalu mengikuti
perkembangan zaman, baik melalui media elektronik maupun cetak. Ia aktif
mengikuti berbagai kegiatan khususnya
yang dapat menunjang pekerjaannya sebagai guru.
Pagi ini ia melihat teman sejawatnya Bu Maria sedang berada di kantor guru. Bu Maria yang saat ini hendak mengusulkan kenaikan pangkatnya terlihat sedang sibuk menata beberapa map berwarna kuning. Ia sibuk membuka-buka berkas yang akan dikirim ke dinas untuk usulan kenaikan pangkatnya itu.
“Halloo, bu Maria lagi sibuk ya ?” tanya Mrs. Min
“Ya nih, lagi nyiapin berkas kenaikan pangkat,” balasnya sambil membereskan map.
“Sepertinya belum, ada yang masih kurang dari poin
publikasi ilmiah. Bagaimana ya caranya agar bisa terpenuhi angka kreditnya ?” Tanyanya
penuh harap.
“Oh ya, kebetulan hari Jumat tanggal 23 Oktober 2020
pukul 19.00-21.00 WIB, saya mengikuti kuliah daring via WA menulis bersama Om
Jay. Pada pertemuan ke-9 ini yang menjadi moderator adalah Ibu Fatimah dari
Aceh. Temanya tentang bagaimana cara
menulis artikel untuk menembus media massa. Jika sudah dimuat tulisannya di
koran nasional atau majalah nanti bisa diperhitungkan angka kreditnya 3 lho,”
ujar Mrs. Min penuh semangat.
Sejenak Bu Maria menghentikan kegiatannya membereskan
berkas. Kini ia ingin mendengarkan
penjelasan Mrs. Min tentang menulis artikel yang dapat dimuat di media massa.
“Mrs.
Min, itu materi yang bagus lho, saya mau tahu dong bagaimana tuh caranya
?” tanyanya penuh harap.
“Nih
dengerin ya, “ kata Mrs. Min sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Menurut narasumber yakni Bapak Encon Rahman yang berasal dari
Majalengka bahwa pada dasarnya semua orang dapat menulis di media massa. Hanya jangan
berkecil hati ketika ternyata tulisannya belum dimuat. Usaha dan upaya harus
terus dilakukan, jangan hanya sekali mengirim melainkan harus sering. Nah, barangkali
dari 10 tulisan yang dikirim, dua diantaranya ada yang dimuat, kan
lumayan,” jelasnya.
“Waduhhh, pasti narasumbernya hebat ya, “ kata Bu Maria
“Ya jelas dong, beliau kan orang berprestasi. Tulisannya saja sudah
lebih dari 500 artikel yang dimuat koran dan majalah. Sudah beberapa kali lho
memenangkan kejuaraan sampai tingkat
nasional. Bahkan tahun 2017 beliau berhasil menjadi juara I guru berprestasi
tingkat nasional,” jelas Mrs. Min
“Itu bagaimana ceritanya bisa sampai 500 lebih artikel dimuat di koran,
saya aja 1 susahnya minta ampun, “ kata Bu Maria sambil tepok jidat.
“Nih dengerin ya, dia itu emang udah dari SMP hobi menulis. Waktu
itu tulisannya hanya dipajang di majalah dinding sekolah. Baru ketika di SPG
(Sekolah Pendidikan Guru) ia berani menulis dan mengirimkannya ke koran lokal
di daerahnya. Bahkan gurunya yakni Pak Entis yang mendorongnya untuk terus
berkarya hingga ia merasa semangat untuk terus menulis. Pak Encon tuh ya dulu sampai
dijuluki wartawan oleh teman-temannya saking seringnya dimuat tulisannya
itu. Hal yang menggembirakan Encon kecil waktu itu adalah ketika ia menerima
honor melalui pos wesel. Teman-temannya senang ditraktir lho meski hanya
bala-bala, “ jelas Mrs. Min sambil tersenyum.
Bu Maria begitu terkesima mendengar penjelasan
Mrs. Min temannya itu. Ia semakin ingin
tahu kelanjutan ceritanya.
“Nih, yang
patut dicontoh dari pak Encon adalah ketika ia mampu membiayai kuliahnya dari
honor menulis, lho ! Tanpa membebani ekonomi orang tua, Kang Encon yang gagal
di tes SIPENMARU tidak berkecil hati. Ia masuki universitas swasta di Bandung
yang SPP-nya jauh lebih mahal. Belum lagi ketika ia perlu uang banyak untuk
biaya kuliah, ia berpikir untuk membuat cerita anak. Ehhh benar saja oleh
Pikiran Rakyat (PR) diterima untuk dibuatkan cerita bersambung anak-anak hingga
honornya berkali lipat, gimana hebat kan ?” jelas Mrs. Min panjang lebar.
Bu Maria
semakin serius mendengarkan penuturan temannya itu dan semakin banyak bertanya.
“Bagaimana
tuh kiatnya agar tulisan kita dimuat di media massa, kita kan belum terkenal
mana mungkin bisa tembus ?” Tanya Bu Maria.
“Oh
tenang, Pak Encon memberikan tipsnya lho. Nih dengerin ya,” kata Mrs Min
serius.
“Bergaulah dengan komunitas menulis
agar kita terpacu untuk menulis dan banyak belajar dari ahlinya. Salah satu
caranya dengan mengikuti bimtek menulis. Lalu harus tahan banting ketika
tulisan ditolak, kirim aja terus nanti juga ada yang nyangkut. Terus perbaiki
mutu tulisan, barangkali judul dan tema tidak sesuai lalu kirim tulisan pada
koran lokal dulu jangan langsung koran nasional. Intinya jangan bosan mengirim
tulisan, “ jelas Mrs Min panjang lebar.
“Oh kalau begitu
saya mau ikut kelas Om Jay dan ikut bimtek cara menulis artikel populer untuk
koran dan majalah, minta dong link pendaftarannya, “ kata Bu Maria
semangat.
“Ayoo cepat daftar,
biar tembus tulisannya di koran atau majalah kan lumayan buat nambah angka
kredit kenaikan pangkat, “ kata Mrs. Min.
Tak terasa jam
menunjukkan pukul 09.00 WIB, Bu Maria kembali membereskan berkasnya sementara
Mrs. Min masuk kelas daring melalui Google Classroom karena masih PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh).