TRIK JITU MENEMBUS PENERBIT MAYOR
Trik Jitu Menembus Penerbit Mayor
Siang itu di ruang
guru, terlihat pak Imam tersenyum di depan laptopnya. Mrs. Min yang kebetulan
lewat langsung menyapanya.
“Halloo Pak Imam, lagi dapat rejeki nomplok ya. Kok
senyum-senyum sendiri.” ucap Mrs. Min sok tahu.
“Ya nih, alhamdullilah tulisan saya akhirnya selesai
juga, “sahutnya riang.
“Kalau begitu selamat ya, “ Mrs.Min mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
“Terima kasih, “ ucap Pak Imam singkat.
“Menurut saya, tulisan ini sangat bagus, sepertinya
layak diterbitkan oleh penerbit mayor,” kata Mrs. Min setelah membaca sekilas
tulisan rekannya itu.
“ Oh ya ? Tapi bagaimana caranya ?” tanya Pak Imam terlihat
mengerutkan dahinya.
“ Pada tanggal 2 November 2020 pukul 19.00-21.00 WIB saya mengikuti kelas online bareng Om Jay gelombang 16. Moderatornya Bu Aam bagus banget ketika memimpin jalannya diskusi. Narasumbernya kali ini Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah Direktur Penerbitan Penerbit Andi, itu lho penerbit mayor yang ada di Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat nih profilnya di sini :
“Temanya tentang apa yang dibawakan oleh narasumber ?”
Tanya Pak Imam penasaran.
“Menulis Buku yang diterima Penerbit,” ucap Mrs. Min
singkat.
“Pak Joko mengambil tema ini karena beliau melihat
para guru saat ini sudah mampu menulis. Namun sayang, karena kurang bergaul
dengan penerbit akhirnya mereka tidak tahu naskah seperti apa yang diminati
penerbit. Alangkah baiknya sebelum menulis dan kita bercita-cita tulisannya
diterbitkan oleh penerbit mayor harus mengetahui terlebih dahulu produk buku di
pasar, karena ini untuk menentukan ke arah mana tulisan kita nanti, “ kata Mrs.
Min mengutip ucapan Pak Joko dalam voice yang dikirimkan di grup WA belajar
menulis.
“Pak Joko menjelaskan hal ini melalui diagram tulang
ikan. Saya sendiri mumet melihat alur diagram tersebut, “ sahut Mrs.Min dengan
tersenyum.
“Selanjutnya ?” Pak Imam bertanya lebih lanjut.
“Menurut Pak
Joko, naskah yang bisa diterima oleh penerbit mayor dibagi menjadi 4 kuadran.
Kuadran pertama Tema tak populer, penulis populer. Kuadran kedua Tema populer,
penulis populer. Kuadran ketiga tema populer, penulis populer dan kuadran
keempat tema tak populer, penulis tak populer. Untuk mencari pangsa pasar
dengan tema yang popular, bisa mencarinya di Google Trend. Sedangkan untuk
produk buku yang beredar di pasar dibagi dalam 2 kelompok yakni buku teks dan
non teks. Buku teks adalah buku yang digunakan untuk proses pembelajaran sedangkan
buku non teks bersifat umum artinya tidak selalu digunakan untuk bahan
pembelajaran.” papar Mrs. Min panjang lebar.
“Saat ini sepertinya industri penerbitan terhambat
pertumbuhannya ya, kira-kira faktor apa saja sebagai penghambatnya ?” Pak Imam
kembali bertanya.
“Ada beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan
industri penerbitan/literasi diantaranya Minat baca yang kurang karena budaya
kita adalah lisan, tidak tahu prosedur menulis dan menerbitkannya dan yang
ketiga apresiasi hak cipta yang masih rendah terbukti adanya pembajakan, “
sahut Mrs. Min
“Bagaimana proses penerbitan buku di penerbit Mayor ?”
tanya Pak Imam penasaran
“Wahhh, prosesnya sangat rumit, nih jalurnya seperti
ini, “ Mrs Min memperlihatkan diagram.
“Lalu bagaimana cara memilih penerbit yang baik ?”
tanya Pak Imam
“ Oh mudah saja. Bisa diidentifikasi melalui beberapa
hal antara lain: mempunyai visi dan misi yang jelas. Memiliki business core
lini produk tertentu, pengalaman Penerbit, jaringan pemasaran, memiliki
percetakan sendiri, keberanian mencetak jumlah eksemplar dan yang penting
kejujuran dalam membayar royalti, “ Mrs. Min menjelaskan sesuai slide dari Pak
Joko.
“Apa yang penulis dapatkan dengan menulis ?” tanya Pak
Imam
“Oh banyak, misalnya kepuasan melihat bukunya terbit, reputasi
yang semakin baik, karir bisa meningkat dan tentunya uang dari hasil penjualan
buku, “ Mrs. Min tersenyum
“Nah sekarang apakah Pak Imam tertarik menerbitkan
buku di penerbit mayor seperti Penerbit Andi ?” tantang Mrs. Min.
“Ya, mau kirim sekarang ahh. Mudah-mudahan naskah saya
lolos , “ ucap Pak Imam tersenyum sambil meneruskan pekerjaannya.