CARA JITU MENJUAL BUKU PADA MASA PANDEMI
CARA JITU MENJUAL BUKU PADA MASA PANDEMI
Saat ini Covid-19
masih menghantui kehidupan manusia. Semua sektor terimbas, termasuk dunia
Pendidikan. Tak terkecuali, para penulis pemula yang sedang giat-giatnya
menulis menjadi pesimis. Bagaimana tidak, mereka telah menerbitkan buku namun
belum tahu adakah calon pembelinya. Situasi yang tidak menguntungkan bagi
penulis maupun penerbit.
Sebagai penulis
yang punya semangat berkarya jangan sampai kalah dengan keadaan. Penulis harus
punya semangat dan daya juang yang tinggi agar bukunya laris di pasaran. Namun
bagaimana caranya ? Berikut disampaikan paparannya oleh narasumber pelatihan
menulis bareng Om Jay gelombang 16, yakni Bapak Agustinus Subardana. Beliau
adalah seorang Direktur Pemasaran Penerbit Andi Yogyakarta. Untuk moderator
kali ini adalah Bapak Rizky Kurnia Rahman yang merupakan ketua kelas menulis
bareng Om Jay gelombang 16. Kami akrab memanggilnya Mas Rizky karena beliau asal Jawa. Saat ini Mas Rizky
bertugas di Bombana Sulawesi Tenggara, mengajar di kelas VII dan XI di sekolah
Al- Wahdah mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Bapak Agustinus
Subardana menyampaikan materi dengan sangat jelas dengan mengambil tema
“Strategi Pemasaran Buku Saat Pandemi Covid-19”. Beliau mengawali pertemuan
dengan mengungkapkan bahwa buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan
dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi.
Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang
tinggi, Pemerintah mendorong kegiatan membawa sebagai wujud dukungan dan
Tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan ini menciptakan peluang usaha bagi
pengusaha yang bergerak dalam bidang penerbitan buku. Perkembangan industri
penerbitan ini juga dipicu oleh alasan keuntungan yang relative besar dibandingkan
dengan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Menurut pak Agustinus, saat ini terdapat 1.328 penerbit yang
terdaftar sebagai anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dengan jumlah
penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, sisanya sudah tidak aktif lagi.
Apalagi dengan
adanya pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri,
termasuk dunia penerbitan. Menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan
usaha dari pelaku penerbitan buku tersebut, membuat terdampaknya proses
penerbitan buku. Terlihat jumlah pengunnung sebuah toko buku besar saat ini
grafiknya menurun tajam selama bulan Maret-Mei 2020.
Untuk
mempertahankan industri penerbitan buku selama masa pandemi ini, diperlukan
strategi pemasaran yang mumpuni. Karena strategi pemasaran penjualan buku
sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek. Salah satunya adalah dengan melihat
jenis buku yang diterbitkan dikelompokkan menjadi kategori buku. Penerbit Andi
mengelompokkan jenis buku tersebut menjadi 32 kategori produk buku, misalnya
buku anak, buku bisnis, buku pertanian, buku fiksi, novel, buku pengembangan
diri, buku teks dan lain-lain. Dari kategori jenis buku tersebut dilakukan
pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan.
Pada umumnya
kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis,
sehingga strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa factor yang
meliputi :
1.
Faktor
mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.
Faktor
makro yaitu demografi ekonomi, politik-hukum, teknologi dan sosial budaya.
Dalam menjalankan bisnis
penerbitan buku, Penerbit ANDI menjalankan keduanya yaitu factor mikro dan
makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk industri
penerbitan buku dengan usia yang sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan
buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah dikelompokkan menjadi 32 kategori.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Penerbit ANDI
terbagi menjadi 2 yakni :
1.
Strategi
serangan udara (Online)
Pentingnya transformasi digital yang merupakan dampak
positif dari pandemi Covid-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch
Economy. Era ini ditandai dengan minimnya sentuhan fisik secara langsung. Untuk
itu harus terus dilakukan promosi secara proaktif dengan menyebarkan informasi
produk kepada pasar potensial. Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan
konsumen lama untuk menjaga tetap setia. Menjaga kestabilan penjualan ketika
pasar sedang lesu. Menaikan penjualan dan profit. Membandingkan keunggulan produk
dengan pesaing. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan. Mengubah tingkah laku artinya yang kurang minat beli menjadi
tertarik membeli. Media online yang dapat dijadikan sebagai pasar bisa melalui
FB, Instagram, telegram, Youtube, WA, email dll. Tim pemasaran online penerbit
ANDI saat ini ada 20 staf yang khusus menjangkau lewat dunia maya/online.
Melalui online lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat
penjualannya akan lebih tinggi dengan cara proaktif berkomunikasi dengan
komunitas tersebut.
2.
Strategi
serangan darat (Offline)
Penerbit ANDI dalam menjalankan strategi pemasaran
secara offline dilakukan dengan cara memetakan wilayah dengan membuka cabang di
tiap kota besar yang potensial. Saat ini Penerbit ANDI sudah mempunyai 42
cabang di nusantara, dengan cara mengelompokkan target pasar yang akan dituju
melalui :
a.
Toko
buku modern, semi modern dan toko buku
tradisional
b.
Direct
selling atau penjualan langsung berdasarkan jenjang Pendidikan
c.
Event-event
tertentu, seperti pameran buku, seminar, workshop, tryout dsb.
Itulah materi yang disampaikan
oleh Bapak Agustinus Subardana, Direktur pemasaran Penerbit Mayor ANDI
Yogyakarta. Beliau sekaligus mengakhiri pertemuan ini dengan closing
statement bahwa menulis pada hakekatnya berjuang. Penulis adalah pahlawan
yang akan dikenang selamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuran dan pena
adalah senjatanya. Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca
adalah jendela dunia.
Tetap semangat menulis !