TIPS MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU
Siapa bilang
menulis itu mudah ? Ternyata menulis itu tidak segampang yang dibayangkan. Beda halnya dengan menulis status di
Facebook, membalas chat di media sosial atau menulis jurnal harian kelas, semua
itu terasa mudah karena itu adalah dunia kita tanpa harus memenuhi aturan ini
dan itu. Penulis bisa bebas mengekspresikan tulisannya karena tidak dibatasi
kaidah. Namun demikian, sebagai seorang penulis pemula jangan merasa kecil
hati. Masih banyak cara yang dapat dilakukan agar kita terampil menulis.
Seperti yang
diungkapkan oleh narasumber pada pelatihan menulis bareng Om Jay gelombang 16
di WAG. Beliau adalah Ditta Widya Utami, S.Pd , seorang guru IPA SMPN 1
Cipeundeuy Kabupaten Subang jawa Barat. Meski usia masih muda, ia sudah banyak
menuai prestasi lewat karyanya dalam menulis buku. Kuliah online pada malam
ini, Senin 9 November 2020 sebagai moderator adalah Ibu Sri Sugiastuti atau
lebih akrab disapa Bu Kanjeng.
Berikut curriculum
vitae Narasumber selengkapnya
Sebagai penulis
pemula, tentu merasa kesulitan bagaimana caranya menulis. Berikut solusi yang
ditawarkan oleh Bu Ditta terkait sulitnya memulai menulis bagi pemula.
1.
Ikut
Kelas Menulis
Menulis itu harus dipaksa. Jika tidak, maka tak akan pernah tertuang sebaris kata atau seuntai paragraph. Agar tertular dengan virus menulis, hendaknya pemula ikut kelas menulis. Seperti saat ini berada di kelas menulis bareng Om Jay. Karena ketika berada dalam kelas tersebut akan dibimbing oleh ahlinya. Selain itu kita dapat ilmu, motivasi lalu tips dan triks menulis bahkan mendapat kejutan tak terduga sekalipun.
2.
Ikut
Komunitas Menulis
Hal ini penting dilakukan oleh penulis, karena di
sinilah tempatnya bisa berbagi tulisan. Membaca tulisan orang lain, tentu akan
menambah wawasan serta pengetahuan. Sehingga kemampuan menulis akan semakin
terasah.
3.
Ikut
Lomba Menulis
Bisa dicoba bagi yang suka ikut tantangan. Dengan
mengikuti lomba, kita bisa belajar menulis sesuai tema yang ditawarkan dengan
batas waktu tertentu. tidak masalah jika belum beruntung. Hal ini akan membuat
kita sadar bahwa ternyata ada tulisan yang lebih bagus, sehingga memacu kita
untuk menulis dengan lebih baik lagi.
4.
Menulis
keseharian kita
Jika masih terasa kesulitan ide dalam menulis,
tulislah apa yang kita alami dalam keseharian kita. Banyak hal yang bisa
menjadi objek tulisan. Misalnya melalui gambar yang ada di sekitar kita bisa
dijadikan tulisan meski hanya 3 paragraf. Selain itu bisa dituliskan pengalaman
sehari-hari atau bahkan resep cara membuat sesuatu itu sudah bisa dijadikan
bahan tulisan.
5.
Tulislah
apa yang kita suka
Jika kita menguasai bahan tulisan, tentu hal ini akan
mempermudah kita dalam proses menulis. Jika kita suka sesuatu biasanya akan
disayang dan diawet-awet. Begitu juga dengan kebiasaan menulis yang kita suka
tentu dalam proses menulis pun kita melakukannya dengan senang hati tanpa
merasa terpaksa.
Menulis di mana ?
Setelah mengetahui tipsnya, kadang kita suka masih bingung yakni harus menulis dimana ? Banyak media yang bisa digunakan sebagai wadah untuk menulis, misalnya blog, buku harian, HP atau laptop bahkan watpadd dan storial. Jadi, jika itu semua sudah tersedia tidak ada alasan untuk tidak menulis. Tak ada salahnya media sosial bisa dijadikan tempat menulis, sejauh itu menulis hal yang baik. Menulis bisa dimana saja yang penting kita rutin menulis agar terbiasa dan terampil. Jangan lupa buat target menulis misalnya sehari, seminggu atau sebulan sudah menghasilkan berapa tulisan.
Menulis buku solo atau
kolaborasi ?
Ada beberapa hal yang
membedakan antara menulis buku solo dengan kolaborasi dengan melihat dari
berbagai segi.
1.
Tema
Untuk buku solo,
ketika menentukan tema bisa bebas seperti yang diinginkan. Dari segi waktu juga
tidak terikat. Lain halnya dengan kolaborasi, tema harus sesuai dengan
ketentuan dan waktu harus sesuai dengan yang ditetapkan.
2.
Proses
Untuk buku solo, tentu kita sendiri yang harus
memprosesnya mulai dari pengiriman naskah sampai biaya yang dikeluarkan lebih
besar. Untuk kolaborasi, penulis tinggal menyetor dengan jumlah halaman lebih
sedikit dan tidak perlu repot mencari penerbit. Biaya bisa lebih murah karena
ditanggung bersama.
Jadi, dari paparan yang disampaikan oleh narasumber dari kota Subang,
Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd dapat diambil kesimpulan bahwa jangan pernah takut
untuk menulis. Tulislah hal-hal sederhana yang ada di sekeliling kita dengan
teratur agar keterampilan menulis menjadi terbiasa. Tak ada alasan untuk tidak
mulai menulis karena menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pilih
jenis tulisan sesuai passion, agar ketika sedang berproses dapat berjalan
lancar dengan target waktu yang sudah ditetapkan.