MENGHALAU GALAU

 

TUGAS RESUME 13

PELATIHAN BELAJAR MENULIS GEL 16

 

 

Nama               : Min Hermina, M.Pd

Hari/Tanggal   :  Jumat, 20 November 2020

Waktu             : 19.00-21.00 WIB

Moderator       : Aam Nurhasanah, S.Pd

Narasumber     : Rita Wati, S.Kom

 

 

 

 

MENGHALAU RASA GALAU

 

Saya sangat beruntung mempunyai kesempatan bergabung dengan kelas menulis bareng Om Jay gelombang 16. Kegiatan ini dilakukan secara virtual melalui grup WA dan biasanya kami menyebut kegiatan ini dengan nama kulwa atau kuliah WA. Jadwal kulwa daring ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pukul 19.00-21.00 WIB.  Narasumber dan moderatornya selalu berganti. Mulai dari Penulis andal sampai dengan Penerbit Mayor hadir memberikan  pencerahan seputar dunia kepenulisan dan cara menerbitkan buku.

Saya menyimak materi kulwa ini dengan bertanya pada diri sendiri. Siapa sih yang tak senang bukunya diterbitkan bersama Prof Ekoji ? Tentu semua penulis khususnya yang baru memulai kegiatan menulis tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Seperti yang dialami oleh narasumber kali ini yakni Ibu Rita Wati, S.Kom. Beliau asal Tanjung Pinang Kepri dan sekarang mengajar di SMPN 2 Mendoyo Kabupaten Jimbaran Provinsi Bali. Beliau juga merupakan salah satu penulis alumni grup menulis gelombang 10. Selain itu Ibu Rita juga sudah menulis beberapa buku dan menjuarai beberapa lomba menulis, serta aktif menulis di blog Wordpress, Blogspot dan Kompasiana.

Dalam pemaparan materi malam ini, Ibu Rita menceritakan pengalamannya menulis buku untuk pertama kali. Kilas balik masa lalu yang diawali pada tahun 2001, beliau sudah tertarik pada dunia menulis dengan melihat temannya telah sukses menjadi seorang Penulis. Namun, keinginannya kembali terpendam seiring dengan berpisahnya dia dengan sahabat satu kosan.tahun 2005 kembali Ibu Rita mulai menulis cerpen hingga novel sampai 80 halaman. Namun, lagi-lagi rasa percaya dirinya belum timbul hingga dia merasa malu jika dibaca oleh teman kuliahnya ketika meminjam laptopnya sampai semua isi tulisannya diberi password.

Sebenarnya Ibu Rita sudah cukup lama mempunyai blog, namun karena kesibukannya dalam mengajar beliau tidak sempat mengurus blognya. Pada tahun 2011 keinginan untuk menulis di blog muncul Kembali dan terbukti sebanyak 6 tulisan sudah dapat diposting. Namun saying, pada bulan berikutnya malah semakin berkurang dan akhirnya terabaikan. Pernah juga pada tahun 2013 seiring dengan diberlakukannya kurikulum 2013, Ibu Rita mengikuti lomba menulis esaay Bahasa Inggris. Meski beliau bukan guru mata pelajaran tersebut, tapi beliau tetap yakin bisa. Dan akhirnya tanpa diduga beliau masuk sebagai finalis. Ibu Rita Kembali mengalami kevakuman dalam menulis selama beberapa waktu, hingga akhirnya datang masa pandemi Covid-19 yang mengharuskannya bekerja dari rumah hingga ia memiliki waktu luang untuk menulis. Melalui webinar pada tanggal 27 April yang acaranya dibuka oleh Prof Unifah Ketua Umum PGRI pusat. Beliau menyampaikan bahwa pesertanya berasal dari seluruh nusantara, sementaradari provinsi Bali masih sedikit yang ikut. Saat itu Ibu Rita mulai tertarik untuk mengikuti kelas menulis yang dimotori oleh Om Jay. Hingga akhirnya Ibu Rita aktif menulis dan sudah menghasilkan 2 buku solo, 1 calon buku duet bareng Prof Ekoji dan 5 buku antologi. Saat ini, Ibu Rita juga sudah menjadi kurator yang digandeng oleh Bu Kanjeng yaitu pada judul buku The meaningful true stories, Senandung Guru Jilid 1 dan 2.

Untuk menjaga konsistensi dalam menulis, Ibu Rita memiliki tips yakni mencatat apa yang dianjurkan oleh narasumber yang berisi tentang tips dan trik jitu menulis. Ternyata tidak perlu waktu puluhan purnama untuk menerbitkan buku, terbukti Bu Rita mampu menyelesaikannya dalam waktu 3 minggu, buku sudah terbit. Sedangkan motivasi Bu Rita dalam menulis adalah hanya karena keinginan saja. Dia melihat temannya yang sukses menulis buku, beliau jadi tertantang untuk mengikuti jejaknya. Dengan keikutsertaanya dalam komunitas menulis, itu juga menjadi salah satu motivasi untuk menjaga konsistensi dalam menulis.

Bu Rita juga mempunyai tips untuk mengatasi rasa tidak percaya diri, yakni dengan meyakinkan diri sendiri bahwa tulisan yang kita buat layak untuk dibaca semua orang dan satu hal yang pasti bahwa tidak ada tulisan yang jelek.

Jadi, melalui materi mala mini kita benar-benar belajar dari bu Rita yang awalnya tidak merasa percaya diri menjadi seorang penulis, akhirnya beliau dapat menghalau rasa galaunya dengan menunjukkan hasil tulisannya berupa buku yang diterbitkan. Semoga kita bisa mengikuti jejak langkahnya.